Sabtu, 21 Des 2024

Rumah Nenek Pengerajin Sapu Lidi di Labuhan Maringgai Kebakaran, Butuh Uluran Tangan Dermawan

Hadi Jakariya
2 Agu 2024 09:34
2 menit membaca

Suara letupan keras memecah kesunyian malam di Dusun Pasikan, Desa Labuhan Maringgai. Pada Selasa, 29 Juli 2024, pukul 2.30 dini hari, rumah milik Turi (80) tiba-tiba terbakar, membuat heboh warga setempat. Untungnya, warga yang sigap berjibaku menggunakan alat seadanya berhasil memadamkan api sebelum menjalar ke seluruh atap rumah.

Turi, yang saat kejadian tengah tertidur pulas, terbangun dengan kaget mendengar suara letupan dari lentera yang jatuh.

“Taunya itu, meletok gitu. Apinya sudah di kelambu, lemari segala. Minyak tanah sudah habis-habisan,” kata Turi, menceritakan kejadian yang ia alami.

Menyadari kobaran api semakin besar dan sulit dipadamkan sendiri, Turi segera keluar rumah mencari pertolongan.

Warga yang melihat kobaran api langsung mengambil ember-ember dan bergotong royong mengambil air untuk memadamkan api. Meskipun sempat kesulitan menemukan sumber air, kobaran api akhirnya berhasil dipadamkan.

Namun, kerusakan yang ditinggalkan cukup parah. Api melalap sekitar 70% isi rumah Turi. “Yang kebakar itu lemari satu habis, kelambu, kasur, bantal semuanya. Banyak bantalnya,” jelasnya dengan nada sedih.

Kini, Turi hanya bisa berharap ada dermawan yang mau membantunya. “Minta, minta dibantu. Bapak pemerintah apa bapak siapa lah, asal minta dibantu aja gitu,” ungkapnya dengan nada terbata-bata.

Sebagai informasi, Turi hidup sebatang kara di rumahnya. Ia mengandalkan pekerjaannya sebagai pengerajin sapu lidi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Sedih. Sendirian, anak jauh di Gunung Ranji, yang satu kerja nyuci motor, mobil,” ceritanya.

Kapolsek Labuhan Maringgai, AKP Supriyanto Husin, melalui Bhabinkamtibmas Labuhan Maringgai, Ipda Day Comawan, turut menjelaskan kejadian tersebut.

“Kebakaran diakibatkan lampu lentera kaleng berbahan minyak tanah yang jatuh di tempat tidur, sehingga menimbulkan kebakaran yang menghanguskan lemari, pakaian, tempat tidur, uang 2 juta rupiah beserta kalung emas seberat 10 gram. Alhamdulillah korban selamat,” ujar Ipda Day.

Pasca kebakaran, Polsek Labuhan Maringgai bersama warga setempat bergotong royong membersihkan dan memperbaiki rumah Turi agar bisa ditempati kembali.

Ketua RT setempat, Pipit Nuryansyah, mengungkapkan bahwa Turi memang tinggal sebatang kara dan hanya mengandalkan bantuan dari tetangga untuk makan.

“Cuman bikin sapu aja, sapu lidi nggak ada yang kerja, anaknya juga jauh. Ini hidup sendirian. Iya sebatang kara. Jadi ngandalin dari tetangga-tetangga sama uang bantuan itu yang buat makan,” jelasnya.

Dari kejadian yang menimpa Turi, Pipit berharap pemerintah dapat memberikan bantuan untuk meringankan beban yang dialami nenek tua itu.

“Ya kami berharap sih, pemerintah dapat bisa membantu, karena dia cuma sebatang kara,” harapnya.***

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    x
    x