Presiden RI Prabowo Subianto mengingatkan semua elemen masyarakat, mulai dari cendekiawan, ulama, pengusaha, pemimpin politik, hingga pemuda dan mahasiswa, untuk berani menghadapi tantangan yang ada. Dalam pidato kenegaraan perdananya setelah dilantik sebagai Presiden RI periode 2024-2029, Prabowo menegaskan bahwa kita tidak boleh bersikap seperti burung unta yang menutupi kepala saat menghadapi masalah.
“Saudara-saudara sekalian, tantangan besar yang kita hadapi ada yang berasal dari luar, tapi kita harus berani mengakui bahwa banyak kesulitan yang datang dari diri kita sendiri,” kata Presiden Prabowo, dalam pidatonya di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Minggu 20 Oktober 2024.
Presiden Prabowo mengajak masyarakat untuk mawas diri, memperbaiki, dan mengoreksi diri sendiri. Ia menyoroti kebocoran, penyelewengan, dan korupsi yang membahayakan masa depan bangsa, serta mengingatkan masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan, termasuk anak-anak yang berangkat sekolah tanpa sarapan dan pakaian yang layak.
“Janganlah kita takut untuk melihat realita ini. Kita masih melihat sebagian saudara-saudara kita yang belum menikmati hasil kemerdekaan. Terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan, terlalu banyak anak-anak kita yang berangkat sekolah tidak makan pagi terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian untuk berangkat sekolah,” lanjut Prabowo.
Presiden Prabowo juga mengingatkan agar para pemimpin tidak terlena dengan angka-angka statistik yang bisa menipu. Penting untuk menyadari realitas kemiskinan, kurangnya gizi, dan banyaknya sekolah yang tidak terurus. Ia mendesak semua pihak untuk berani menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut.
“Saudara-saudara sekalian. Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta yang kalau melihat sesuatu yang tidak enak yang memasukkan kepalanya dalam tanah. Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah, marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani. Saudara-saudara sekalian marilah kita berhimpun. Marilah kita bersatu untuk mencari solusi-solusi mencari jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut,” tegas Presiden Prabowo.
Prabowo mengajak semua pihak untuk tidak cepat puas dengan prestasi yang ada dan menekankan pentingnya menghadapi tantangan dan penderitaan masyarakat dengan berani.
“Saudara-saudara sekalian. Kita sebagai pemimpin politik jangan kita terlalu senang melihat angka-angka statistik yang membuat kita terlalu cepat gembira, terlalu cepat puas. Padahal kita belum melihat gambaran sepenuhnya. Kita merasa bangga bahwa kita diterima di kalangan G20. Kita merasa bangga bahwa kita disebut ekonomi ke-16 terbesar di dunia tapi apakah kita sungguh-sungguh paham apa kita sungguh-sungguh melihat gambaran yang utuh dari keadaan kita,” ucapnya.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menyentuh berbagai isu lain seperti pemangkasan kemiskinan, subsidi yang tepat sasaran, swasembada pangan dan energi, serta hilirisasi.
Selain itu, Prabowo menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina.***
Editor: Hadi Jakariya