Perempuan muda asal Desa Mataram Baru, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur ini memang patut diacungi jempol. Nama lengkapnya Dechika Zahra Laurentza, namun di desanya, dia lebih akrab disapa Chika.
Perempuan berusia 20 tahun ini baru saja memulai perjalanan yang tidak main-main, menunggangi motor CB dengan dikawal sang ayah, Agus Putra Eka Jasutra, dari Lampung Timur hingga Pekanbaru, Riau, hanya untuk satu tujuan, mendaftar menjadi prajurit TNI AU.
Perjalanan Chika bukan sekedar petualangan biasa. Perjalanan sejauh ratusan kilometer ini menguji fisik dan mental, namun semua itu tidak membuatnya gentar.
Bahkan, Chika dan ayahnya sudah terbiasa dengan perjalanan jauh menggunakan motor, sebuah hobi yang mereka tekuni sejak lama.
Agus Putra, yang juga seorang anggota sekaligus Skretaris komunitas motor CB Club Lampung (CBCL) selalu mendukung dan membimbing putrinya dalam mengejar impian.
“Motor adalah cara kami menikmati waktu bersama, sekaligus menguji ketahanan dan semangat kami,” ungkap Agus.
Baginya, perjalanan ini adalah lebih dari sekedar hobi, tetapi juga pelajaran hidup yang tak ternilai bagi Chika. Setiap kilometer yang mereka tempuh bersama adalah bukti dari tekad dan keteguhan hati.
Chika menyadari betul bahwa jalan menuju cita-citanya tidaklah mudah. Sebelum memutuskan untuk berangkat ke Pekanbaru, ia telah beberapa kali mencoba peruntungannya di kota lain, termasuk Palembang. Sayangnya, ia harus menerima kenyataan pahit saat gagal dalam tes renang, sebuah syarat mutlak dalam proses seleksi TNI AD.
Namun, kegagalan itu tidak pernah meruntuhkan semangatnya. Malah, setiap kali ia gagal, tekadnya semakin kuat.
“Setiap kali gagal, saya selalu berpikir, ini belum akhir dari segalanya. Selalu ada jalan lain, dan saya percaya, kalau saya terus berusaha, saya pasti bisa meraih impian saya,” ujar Chika, saat dihubungi melalui panggilan WhatsApp, Jumat, 23 Agustus 2024.
Perjalanan ke Pekanbaru kali ini adalah salah satu usaha terbesarnya. Riau dipilih karena menurutnya ada peluang lebih besar di sana.
Dengan restu sang ayah, Chika memutuskan untuk sekali lagi mencoba peruntungannya. Perjalanan ini bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga simbol dari keteguhan hatinya yang tidak akan pernah menyerah.
Agus Putra, ayah Chika, adalah sosok penting di balik keberanian dan keteguhan hati putrinya.
Sebagai seorang anggota DPRD yang telah menjalani purna tugasnya beberapa hari lalu, Agus dikenal sebagai tokoh yang sederhana dan penuh dedikasi.
Meskipun sebelumnya sibuk dengan tugas-tugasnya sebagai wakil rakyat, ia selalu menyempatkan waktu untuk mendukung cita-cita anaknya.
“Saya akan selalu ada untuk Chika, apa pun yang terjadi,” kata Agus.
Baginya, perjalanan ini adalah salah satu bentuk dukungannya terhadap impian putrinya.
Agus tidak hanya mendampingi Chika sebagai seorang ayah, tetapi juga sebagai sahabat yang selalu siap mendengar keluh kesah dan memberikan motivasi.
Dalam setiap putaran roda motor yang mereka kendarai, tersimpan doa dan harapan agar Chika bisa meraih mimpinya.
Menjadi anggota TNI bukanlah hal yang mudah. Chika memahami betul tantangan yang dihadapinya.
Seleksi yang ketat, latihan fisik yang berat, dan ujian mental yang menguras tenaga adalah bagian dari proses yang harus dilaluinya.
Namun, semua itu tidak pernah membuatnya surut. Sebaliknya, Chika semakin termotivasi untuk membuktikan bahwa dirinya mampu.
Di desa kecilnya, Chika bukanlah sosok yang biasa-biasa saja. Ia adalah anggota aktif di organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Kecamatan Mataram Baru.
Di sana, ia dikenal sebagai perempuan yang tangguh dan penuh semangat. Keberaniannya dalam berkompetisi di berbagai turnamen pencak silat telah membuahkan berbagai prestasi yang membanggakan.
Tidak banyak yang tahu bahwa di balik kegigihan Chika dalam mengejar impian menjadi TNI, tersimpan banyak prestasi gemilang. Sebagai seorang atlet pencak silat, Chika telah beberapa kali mengharumkan nama desanya.
Salah satu prestasi terakhir yang ia dapat adalah meraih juara 1 dalam Festival Seni Budaya dan Kejuaraan Pencak Silat Lampung Berjaya 2023 yang digelar di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung pada 22 November 2023 lalu.
“Prestasi itu adalah bukti bahwa saya bisa mencapai apa yang saya impikan, asalkan saya mau berusaha dan tidak mudah menyerah,” kata Chika.
Kemenangan tersebut adalah salah satu pencapaian yang membuktikan bahwa dirinya mampu bersaing di tingkat yang lebih tinggi.
Namun, bagi Chika, pencak silat bukan hanya tentang meraih medali. Pencak silat adalah filosofi hidup yang mengajarkannya tentang disiplin, ketekunan, dan keberanian, nilai-nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sebagai prajurit TNI.
Meskipun perjalanan yang Chika tempuh penuh dengan rintangan, ia tetap yakin bahwa semua usaha dan pengorbanannya tidak akan sia-sia.
Kegagalan di Palembang telah memberinya banyak pelajaran, dan kini, ia datang ke Pekanbaru dengan semangat yang lebih besar dan persiapan yang lebih matang. Bagi Chika, setiap kegagalan adalah batu loncatan menuju keberhasilan.
“Saya percaya, kalau kita mau berusaha dan tidak mudah menyerah, Tuhan pasti akan memberikan jalan. Saya akan terus mencoba sampai saya berhasil,” tegas Chika.
Perjalanan panjang dari Lampung Timur ke Pekanbaru adalah simbol dari perjalanan hidupnya yang penuh dengan tantangan.
Bukan jarak yang membuat perjalanan ini berat, melainkan harapan dan mimpi yang terus digenggamnya dengan erat. Bagi Chika, setiap kilometer yang dilalui adalah langkah mendekatkan dirinya pada impian menjadi seorang prajurit TNI.
Tidak hanya sang ayah yang memberikan dukungan penuh kepada Chika. Teman, dan kerabat juga turut mendoakan agar Chika berhasil dalam seleksi TNI kali ini.
Mereka melihat Chika sebagai contoh dari generasi muda yang pantang menyerah, penuh semangat, dan berani bermimpi besar.
“Chika itu anak yang kuat. Dia juga rendah hati dan ramah. Kami semua mendoakan agar dia bisa mencapai cita-citanya,” ungkap Bahry, salah satu kerabat Chika.
Menurut Bahry, Chika adalah kebanggaan desa. Keberaniannya menempuh perjalanan jauh demi impiannya menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Banyak orang terdekat berharap agar Chika bisa lolos seleksi TNI dan dapat mengharumkan nama desa.
“Semoga kali ini, Chika bisa diterima. Sebagai tetangga saya tahu betul, Chika itu orangnya gigih dan ulet,” ujar Nadir, salah seorang tetangganya.
Perjalanan Chika belum usai. Meskipun rintangan di depannya masih banyak, ia tidak akan pernah berhenti berusaha. Baginya, mimpi adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dengan segenap jiwa dan raga.
Dan dengan dukungan penuh dari sang ayah, serta doa dari keluarga dan masyarakat, Chika yakin bahwa ia akan mampu meraih apa yang dicita-citakannya.
“Saya ingin membuktikan bahwa perempuan juga bisa, bahwa saya juga bisa menjadi prajurit TNI,” tutup Chika.
Perjalanan panjangnya ke Pekanbaru adalah simbol dari keteguhan hati dan semangat juangnya yang tak pernah padam.
Bagi Chika, mimpi bukanlah sekeadar angan-angan, tetapi sesuatu yang harus dikejar hingga tercapai.***
Editor: Hadi Jakariya
Tidak ada komentar