FREENTALK – Di Dusun 9, Desa Mataram Baru, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, tersembunyi sebuah permata alam yang belum banyak dikenal banyak orang, Sungai Way Pandan. Dengan airnya yang jernih mengalir lembut di tengah alam yang masih asli, Way Pandan menawarkan keindahan dan ketenangan yang memikat hati.
Keindahan Way Pandan tidak hanya terletak pada kejernihan airnya, tetapi juga pada suasana sejuk yang masih kental. Pohon-pohon rindang di sekitar sungai menciptakan teduhan alami yang membuat pengunjung betah berlama-lama.
Anak-anak hingga orang tua dari sekitar sudah sering menjadikan tempat ini sebagai tempat rekreasi, menikmati kesejukan air yang tidak pernah surut bahkan di musim kemarau.
Meski memiliki potensi besar, pengembangan Way Pandan sebagai destinasi wisata masih terhambat masalah dana operasional.
Santi, pemilik lahan sungai Way Pandan, telah lama bermimpi menjadikan tempat ini sebagai objek wisata alam yang bisa dinikmati banyak orang. Namun, keterbatasan dana membuatnya sulit merealisasikan mimpi tersebut.
“Saya sangat berharap ada bantuan dari pihak pemerintah agar Way Pandan bisa dijadikan tempat wisata yang memberikan pendapatan bagi warga dan desa,” ujar Santi pada Rabu, 26 Juni 2024.
Tidak hanya warga sekitar yang melihat potensi besar Way Pandan, pemerintah Kecamatan Mataram Baru juga menyadarinya.
Andri Safrizal, perwakilan pemerintah kecamatan, telah meninjau lokasi dan menyatakan komitmennya untuk membantu.
“Kami akan berusaha menjembatani antara pemilik lahan dan Pemda Lampung Timur agar Way Pandan bisa menjadi wisata alam yang tidak hanya menambah pendapatan masyarakat sekitar, tetapi juga menjadi kebanggaan Kecamatan Mataram Baru,” jelas Andri Safrizal.
Tempat ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi bagi warga setempat tetapi juga memperkaya kekayaan alam di Kecamatan Mataram Baru.
Potensi besar yang dimiliki Way Pandan menunggu untuk digali dan diperkenalkan ke daerah lain.
“Ingin mendukung bareng. Kalau menurut saya cukup baik alamnya, ada kolamnya dan air mancurnya,” ucap salah seorang guru, Nur Aini.***
Editor
Hadi Jakariya
Tidak ada komentar