Gas 3 Kg di Mataram Baru-Sribhawono Langka Jelang Lebaran, Sudah Langganan?

Deri Kurnia Pratama Kontributor
4 Apr 2024 18:02
News 0
2 menit membaca

FREENTALK-Sejumlah warga di wilayah Kecamatan Mataram Baru dan Bandar Sribhawono, Lampung Timur, mengungkapkan kekhawatiran mereka menghadapi kelangkaan gas elpiji menjelang perayaan Idul Fitri 1445 hijriah. Keluhan ini terutama berkaitan dengan sulitnya mendapatkan tabung gas elpiji berukuran 3 kg, yang diyakini untuk masyarakat miskin.

Salah seorang ibu rumah tangga, Sri, asal Desa Mataram Baru, Kecamatan Mataram Baru menyampaikan bahwa gas elpiji berukuran 3 kg selalu sulit ditemukan saat mendekati perayaan lebaran.

“Entah kenapa setiap menjelang lebaran Gas 3 kilo yang ada tulisannya hanya untuk masyarakat miskin selalu susah dan langka buat mendapatkan tabung gas elpiji melon tersebut,” ungkap Sri, saat di wawancarai wartawan, Kamis 4 April 2024.

Sri juga menjelaskan bahwa gas 3 kg sebenarnya disubsidi untuk masyarakat kecil dan menengah. Namun, menurutnya, kelangkaan tersebut diduga akibat ulah oknum yang sengaja menyembunyikan tabung gas tersebut untuk meningkatkan harganya.

“Tapi mengapa menghilang seperti sudah ada permainan dari kalangan atas dan disembunyikan oleh para pengusaha, jika adapun gas harganya mahal berbeda dengan wilayah lainnya tidak seperti di Lampung Timur,” tegasnya.

Dia juga merasa heran mengapa kelangkaan gas hanya terjadi di wilayah Lampung Timur, terutama di Kecamatan Mataram Baru dan Bandar Sribhawono.

Padal menurutnya, harga gas yang meroket di wilayah tersebut tidak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah.

Sri membandingkan kondisi di Lampung Selatan, di mana harga gas 3 kg masih stabil berkisar Rp. 20 ribu. Namun, di wilayahnya, harga gas bisa mencapai Rp. 30 ribu bahkan lebih.

“Kalau di wilayah Lampung Selatan harga gas tetap 20 ribu, sedangkan di Mataram Baru sekarang di warung mencapai 30 ribu bahkan lebih, kenapa bisa terjadi seperti ini. Biasanya harga cuma 23 sampai 25 ribu saja dan sekarang susah didapat dengan harga segitu,” jelasnya.

Sri menyebut, dampak dari kelangkaan tersebut membuat Sri terpaksa membeli gas dengan harga Rp. 23 ribu hingga Rp. 25 ribu, meskipun sulit untuk menemukannya.

“Sebenarnya saya manut dan ikut aja dengan harga biasanya yang saya beli 23 ribu sampai 25 ribu tidak apa apa, asalkan barangnya ada itu gas elpiji 3 kilo namun saat ini susah carinya,” tambahnya.

Sri berharap pemerintah maupun instansi terkait dapat menindak tegas permasalahan kelangkaan ini.

“Mugo-mugo Ae (Semoga saja) pemerintah daerah dan instansi terkait melakukan sidak dan operasi di pasar-pasar khususnya agen penjual tabung gas melon tersebut,” harapnya.***

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *