Sabtu, 23 Nov 2024

Duka Guru Honorer di Desa Tulung Pasik, Berhenti Ngajar Gegara Motornya Digondol Maling

Hadi Jakariya
16 Jul 2024 08:39
2 menit membaca

Di pagi yang cerah, duka menyelimuti hati Rita Budiati, seorang guru honorer di SMKN 1 Karang Anyar. Saat embun masih bertengger di daun-daun, ia dikejutkan dengan kenyataan pahit. Rumah kontrakannya di Dusun 5, Desa Tulung Pasik, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, telah disatroni maling.

Motor kesayangannya, satu-satunya alat transportasi yang selama ini setia menemaninya pergi mengajar, raib tanpa jejak.

Bagi Rita, motor itu bukan sekdar kendaraan. Setiap hari, ia menempuh jarak sekitar 7 km dari rumah ke sekolah. Motor itu adalah simbol perjuangan dan dedikasinya sebagai seorang guru honorer yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk murid-muridnya, meskipun dengan kondisi keuangan yang pas-pasan.

Kehilangan ini adalah pukulan berat, bukan hanya bagi kariernya, tetapi juga bagi hatinya. Rita berusaha menerima cobaan ini meskipun terasa sangat berat.

“Kalau saya sudah pasrah dan akan menjalani cobaan dengan ikhlas,” ujar Rita, saat ditemui dirumahnya, Selasa 16 Juli 2024.

Di sela-sela kesedihannya, ia tetap menunjukkan kekuatan seorang pendidik yang tidak mudah menyerah. Namun, kebingungan tetap menyelimuti benaknya.

“Kewajiban kami sebagai pendidik memang tanggung jawab kami, namun bila keadaan seperti ini kami juga bingung karena kendaraan satu-satunya milik kami yang digunakan untuk pergi mengajar hilang,” jelasnya.

Insiden ini benar-benar melumpuhkan profesinya sebagai guru honorer. Rita terpaksa harus berhenti mengajar sementara waktu, menunggu hingga ia mampu mengumpulkan uang untuk membeli kendaraan baru.

Kebingungan antara melanjutkan tugas sebagai pendidik atau menghadapi kenyataan hidup tanpa motor membuatnya semakin terpukul.

“Untuk saat ini mungkin akan berhenti mengajar sementara waktu dulu, sambil menunggu dari mengumpulkan uang untuk membeli kendaraan untuk pergi mengajar,” tutupnya dengan nada getir.

Dengan raut wajah sedih, Rita menyimpan harapan agar motornya bisa segera ditemukan. Ia tidak ingin ada korban lain yang mengalami nasib serupa di desanya.

“Semoga cepet ketemu, dan nggak ada kejadian hilang-hilang motor lagi,” ungkapnya lirih.***

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *