Kamis, 21 Nov 2024

Burnout, Kondisi Lelah Mental yang Sering Diabaikan, Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya

Hadi Jakariya
23 Mei 2024 10:14
4 menit membaca

FREENTALK – Apakah akhir-akhir ini Anda merasa lebih sering berbaring di tempat tidur, tidak bersemangat, dan enggan melakukan banyak hal? Mungkin Anda berpikir bahwa ini adalah tanda kemalasan. Namun, bisa jadi Anda mengalami burnout atau kelelahan mental.

Burnout merupakan kondisi stres berat yang biasanya dipicu oleh pekerjaan. Jika tidak diatasi, burnout bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.

Dikutip dari Kanal YouTube Abdi Suardin, berikut adalah enam tanda bahwa yang Anda alami bukanlah kemalasan, melainkan kelelahan mental, beserta langkah-langkah untuk mengatasinya.

Enam Tanda Anda Mengalami Burnout

1. Anda Terputus dari Segalanya

Apakah kegiatan sehari-hari Anda terasa seperti dilakukan secara otomatis? Jika ya, Anda mungkin mengalami depersonalisasi, yaitu kondisi di mana Anda merasa terlepas dari diri sendiri dan seolah-olah melihat hidup dari luar tubuh Anda. Orang yang mengalami depersonalisasi sering merasa mati rasa atau mengalami kekosongan emosional. Mereka merasa kehilangan kendali atas hidup dan terjebak dalam perasaan tidak berdaya.

2. Dulu Anda Termotivasi

Kemalasan adalah sifat yang cenderung stabil dari waktu ke waktu, sedangkan burnout adalah kondisi yang berkembang. Jika sebelumnya Anda adalah orang yang penuh motivasi dan prestasi, namun kini merasa lelah, apatis, dan tidak termotivasi, besar kemungkinan Anda mengalami kelelahan mental.

Orang yang malas biasanya tidak pernah memiliki dorongan atau motivasi untuk berusaha, sementara orang yang mengalami burnout merasa kelelahan setelah periode kerja keras.

3. Kehilangan Minat pada Hal yang Dulu Disukai

Salah satu perbedaan utama antara burnout dan kemalasan adalah bahwa orang yang mengalami burnout kehilangan minat pada hal-hal yang dulu mereka sukai.

Jika Anda pernah memiliki hobi atau kegiatan yang Anda nikmati, namun sekarang tidak lagi tertarik atau bahkan merasa benci terhadapnya, ini adalah tanda bahwa Anda mungkin mengalami burnout.

4. Anda Menjadi Murung dan Mudah Tersinggung

Apakah Anda merasa lebih mudah tersinggung atau emosi Anda tidak terkendali akhir-akhir ini? Perubahan suasana hati yang drastis dan mudah tersinggung adalah tanda-tanda umum dari burnout.

Orang yang malas biasanya tidak mengalami perubahan emosi yang drastis dan cenderung santai. Sebaliknya, burnout membuat Anda sulit mengendalikan emosi, terutama ketika hal ini sebelumnya tidak pernah menjadi masalah.

5. Mengabaikan Perawatan Diri

Burnout sering membuat seseorang berhenti merawat diri mereka sendiri. Pola makan dan tidur yang tidak teratur, menarik diri dari pergaulan sosial, dan mengabaikan kebutuhan dasar adalah tanda-tanda yang umum. Anda mungkin merasa lelah bahkan dengan tugas-tugas sederhana.

Ini sangat berbeda dengan kemalasan, di mana biasanya seseorang tidak selalu menunjukkan perubahan drastis dalam perawatan diri mereka.

6. Perubahan Terjadi Secara Bertahap

Burnout berkembang secara bertahap melalui lima tahap utama: fase yang biasa, timbul stres, stres kronis, kelelahan, dan akhirnya kelelahan yang parah.

Gejala-gejala ini tidak muncul tiba-tiba, melainkan secara perlahan. Mulai dari kehilangan minat dan motivasi, hingga perasaan terputus dari diri sendiri dan orang lain, serta mengabaikan perawatan diri.

Jika Anda mengenali tanda-tanda burnout dalam diri Anda, langkah-langkah berikut dapat membantu mengatasinya:

1. Buat Prioritas

Susunlah daftar pekerjaan berdasarkan prioritas. Identifikasi mana yang paling penting dan mana yang bisa ditunda. Dengan begitu, Anda bisa fokus pada tugas yang paling mendesak tanpa merasa terlalu terbebani.

2. Bicarakan dengan Atasan

Komunikasikan masalah yang Anda rasakan kepada atasan. Jelaskan bahwa beban kerja yang terlalu berat membuat Anda merasa tertekan dan meminta bantuan untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Jika atasan Anda yang menjadi penyebab stres, coba diskusikan dengan bagian HRD untuk mencari solusi, seperti pemindahan ke tim lain.

3. Kurangi Ekspektasi dan Berikan Apresiasi pada Diri Sendiri

Atur pola pikir Anda untuk lebih realistis. Kurangi ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap pekerjaan Anda untuk mengurangi kecemasan dan stres. Jangan lupa untuk mengapresiasi diri sendiri atas pencapaian yang telah Anda raih.

4. Ceritakan kepada Orang yang Dipercaya

Bercerita kepada orang terdekat dapat membantu melepaskan emosi negatif dan mengurangi stres.

Meski tidak selalu mendapatkan solusi, berbagi cerita bisa meringankan beban yang Anda rasakan.

5. Jaga Keseimbangan Hidup

Luangkan waktu untuk bersantai dan menikmati hobi atau aktivitas yang Anda sukai di luar jam kerja. Pergi bersama teman-teman atau mengambil cuti untuk berlibur dapat membantu menjernihkan pikiran dan mengembalikan semangat kerja.

6. Ubah Gaya Hidup

Terapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup. Hal ini dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan pikiran, serta menurunkan risiko burnout.

Burnout atau kelelahan mental bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Kondisi ini dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental, serta hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda.

Mengenali tanda-tanda burnout sejak dini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya sangat penting.

Jika langkah-langkah di atas tidak cukup, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau ahli kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan demikian, Anda bisa kembali menjalani kehidupan dengan lebih seimbang dan bahagia.

Demikian artikel mengenai penjelasan mengenai Burnout atau kelelahan mental, semoga bermanfaat.***

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *