Ketua IWO Lampung Timur Andono, saat memberikan bingkisan ke Siswa SMK Negeri 1 Labuhan Maringgai./IstLAMPUNG TIMUR – Puluhan siswa SMK Negeri Labuhan Maringgai, Desa Karanganyar, Kabupaten Lampung Timur, mengikuti pelatihan jurnalistik dasar yang digelar di aula sekolah pada Kamis (12/11/2025).
Kegiatan ini digagas oleh Forum Jurnalis Online dan Televisi (JON TV) Lampung sebagai bagian dari program literasi digital dan edukasi sosial bagi pelajar tingkat menengah.
Fokus utama pelatihan meliputi pengenalan jurnalistik dasar, pemanfaatan teknologi digital termasuk kecerdasan buatan (AI), serta edukasi tentang pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Ketua Forum Jurnalis Online dan TV Lampung, Muklasin, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya siswa memahami dasar-dasar jurnalistik sejak dini. Menurutnya, kemampuan menulis dan berpikir kritis menjadi bekal berharga di era informasi saat ini.
“Pelatihan ini bukan hanya soal menulis berita, tapi juga membangun karakter siswa agar bisa memilah informasi dan menyebarkan hal yang positif. Jurnalisme itu tentang tanggung jawab moral,” ujar Muklasin.
Muklasin juga mengajak para siswa untuk tidak takut menuangkan ide dan pengalaman ke dalam tulisan. “Menulis itu membebaskan pikiran. Kalau kalian bisa menulis, kalian bisa memengaruhi dunia dengan gagasan,” tambahnya.
Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Lampung, Edi Arsadad, yang hadir sebagai pemateri, menyoroti pentingnya edukasi tentang pemberdayaan perempuan dan anak. Ia menegaskan, kasus kekerasan dan perundungan (bullying) di lingkungan sekolah masih menjadi tantangan bersama.
“Bullying bisa meninggalkan luka panjang, bahkan membentuk karakter negatif. Melalui pelatihan jurnalistik, siswa bisa menjadi agen perubahan yang menyuarakan keadilan dan empati,” tegas Edi Arsadad dalam penyampaian materinya.
Selain itu, Sekretaris IWO Kabupaten Lampung Timur, Zakaria Hadi, memberikan materi tentang pemanfaatan media digital, termasuk penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia jurnalistik modern.
“AI kini membantu jurnalis dalam riset, penulisan, dan penyebaran berita. Tapi penggunaannya tetap harus bijak. Teknologi hanyalah alat, jurnalis manusialah yang menjaga nilai kebenaran,” jelas Zakaria.
Ia juga menambahkan, siswa perlu memahami etika digital agar tidak mudah terjebak dalam penyebaran hoaks di media sosial. “Literasi digital itu kunci agar kita tidak dikendalikan oleh informasi palsu,” ujarnya.
Sementara itu, Susanto, salah satu pemateri yang membawakan sesi tentang penulisan feature, mengajak siswa menikmati proses menulis sebagai kegiatan kreatif dan menyenangkan.
“Menulis feature itu seperti bercerita, tapi dengan kedalaman makna. Kalian bisa menulis kisah tentang sekolah, desa, atau pengalaman pribadi yang inspiratif,” kata Susanto di hadapan peserta.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung interaktif itu diakhiri dengan sesi tanya jawab dan praktik menulis berita singkat. Para siswa tampak antusias dan berharap kegiatan serupa dapat digelar kembali dengan materi yang lebih luas.
Ditulis oleh: Hadi Jakariya
Disunting oleh: Hadi Jakariya
Hadi Jakariya
Mudik Aman, Ini Titik Pos Pengamanan dan Pelayanan Polres Lampung Timur untuk Lebaran 2025 (11,036)
3 Kampung Janda Terkenal di Indonesia, Nomor 2 Bikin Sedih (5,011)
Lagi di Suatu Tempat Ada Kucing Liar Mendekat, Apa ya Tandanya? Ini Penjelesannya (2,556)
Sering Dikira Muslim, 9 Artis Indonesia Ini Ternyata Beragama Hindu (2,149)
7 Provinsi dengan Jumlah Janda Muda Terbanyak di Indonesia, Jawa Barat Paling Tinggi (1,616)
Danau Kemuning Sribhawono, Wisata yang Menawarkan Kesejukan (1,440)