Tips Mengatur Keuangan di Tahun 2025 agar Tak Membengkak, Ini Kata Ahli Keuangan

Tahun 2025 telah tiba dengan segudang tantangan ekonomi baru. Mulai dari harga bahan pokok yang terus merangkak naik, suku bunga yang tak kunjung stabil, hingga gaya hidup serba digital yang kian menggoda dompet.

Tak heran jika banyak orang merasa pengelolaan keuangannya makin sulit. Tapi tenang, para pakar keuangan punya sejumlah tips jitu agar kondisi finansial tetap sehat dan tak kebobolan di tahun yang serba cepat ini.

Mengatur keuangan di era digital memang bukan sekedar mencatat pengeluaran di buku harian atau menabung di akhir bulan.

Lebih dari itu, kita dituntut untuk cerdas, adaptif, dan disiplin dalam mengelola arus kas.

- Advertisement -

Lantas, bagaimana cara mengatur keuangan pribadi agar tak jebol di tahun 2025? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

- Advertisement -

1. Buat Anggaran Bulanan yang Realistis dan Fleksibel

Menurut Ligwina Hananto, perencana keuangan dan pendiri QM Financial, langkah pertama yang paling krusial adalah membuat budget plan alias anggaran bulanan yang realistis. Bukan hanya sekadar mencatat pengeluaran, tapi juga memperkirakan lifestyle cost.

Artinya, jika penghasilanmu Rp10 juta per bulan, maka sekitar Rp1 juta harus disisihkan sebagai safety buffer.

Anggaran ini bisa dialokasikan untuk kebutuhan darurat seperti servis kendaraan, biaya berobat mendadak, atau tagihan yang membengkak.

2. Pakai Rumus 50/30/20 untuk Alokasi Penghasilan

Di tengah derasnya godaan belanja online, ngopi kekinian, dan liburan dadakan, banyak orang kesulitan menyeimbangkan pengeluaran.

Untuk itu, pakar keuangan dunia, Elizabeth Warren, memperkenalkan rumus 50/30/20 yang masih sangat relevan di tahun 2025.

50% untuk kebutuhan pokok (makan, transportasi, tagihan)

30% untuk gaya hidup dan hiburan

20% untuk tabungan dan investasi

Meski terlihat sederhana, rumus ini terbukti ampuh menjaga arus kas tetap stabil. Yang penting, kamu disiplin dalam menerapkannya. Kalau memungkinkan, kamu bisa menekan pos gaya hidup jadi hanya 20% dan alihkan sisanya ke investasi.

3. Jangan Tunda Investasi, Mulai dari Nominal Kecil

Kalau kamu masih berpikir investasi butuh modal besar, maka kamu tertinggal. Di 2025, investasi bisa dimulai hanya dengan Rp10.000 lewat platform digital.

Mulai dari reksa dana, emas digital, sampai saham bluechip bisa dibeli lewat aplikasi terpercaya seperti Bibit, Ajaib, atau Pluang.

Safir Senduk, perencana keuangan senior, menyarankan agar setiap orang punya kebiasaan menabung di instrumen investasi, bukan sekedar menaruh uang di tabungan biasa.

4. Awasi Pengeluaran Mikro: Jajan Online dan Langganan Tak Terpakai

Tanpa disadari, kebocoran keuangan terbesar justru datang dari hal kecil. Seperti beli kopi Rp30.000 per hari, atau langganan streaming yang jarang ditonton. Jika dikalkulasi, pengeluaran ini bisa menyentuh jutaan per bulan.

Prita Ghozie, CEO ZAP Finance, menyarankan untuk melakukan audit keuangan pribadi minimal sebulan sekali.

Buat daftar semua pengeluaran recurring dan pertimbangkan mana yang bisa dihapus, digabung, atau dikurangi frekuensinya.

5. Miliki Dana Darurat: Minimal 6 Kali Pengeluaran Bulanan

Pandemi dan ketidakpastian global sudah cukup jadi pelajaran: hidup bisa berubah dalam semalam. Karena itu, memiliki dana darurat adalah keharusan, bukan pilihan.

Idealnya, dana darurat yang sehat adalah:

Lajang: 6x pengeluaran bulanan

Menikah tanpa anak: 9x pengeluaran

Menikah dengan anak: 12x pengeluaran

Dana ini bisa disimpan di tabungan terpisah atau deposito agar tidak mudah tergoda untuk digunakan.

6. Bijak Gunakan Kartu Kredit dan PayLater

Di 2025, kemudahan transaksi digital semakin menggila. Tapi di balik itu, ancaman cash flow trap juga semakin nyata. Kartu kredit dan PayLater bisa menjadi bumerang jika tidak digunakan secara bijak.

Aidil Akbar Madjid, konsultan keuangan independen, menekankan pentingnya menggunakan kartu kredit hanya untuk hal produktif atau bisa langsung dilunasi.

Hindari mengandalkan PayLater untuk kebutuhan konsumtif seperti fashion atau gadget terbaru, kecuali benar-benar mendesak dan ada rencana pelunasan jelas.

7. Tingkatkan Literasi Keuangan Secara Berkala

Mengelola keuangan bukan cuma soal angka, tapi juga pengetahuan. Maka dari itu, tingkatkan terus literasi finansialmu dengan membaca buku, mengikuti webinar, atau mendengarkan podcast keuangan.

Platform seperti Ruang Menyala, ZAP Finance Class, dan Fintalk dari OJK, bisa jadi sumber belajar yang mudah diakses dan gratis. Dengan memahami lebih dalam tentang instrumen keuangan, risiko, dan strategi pengelolaan, kamu bisa lebih cerdas mengambil keputusan.

8. Evaluasi Tujuan Keuangan Setiap Tiga Bulan

Keuangan adalah perjalanan, bukan tujuan akhir. Maka penting untuk melakukan evaluasi secara berkala.

Coba tanyakan:

Apakah target investasi masih sesuai?

Adakah pengeluaran yang tak terduga?

Apakah masih ada utang konsumtif?

Adakah pos yang bisa ditingkatkan atau dikurangi?

Dengan evaluasi per kuartal, kamu bisa lebih adaptif menghadapi perubahan, baik dari segi ekonomi global maupun kebutuhan pribadi.

9. Berani Berkata “Tidak” pada Tekanan Sosial

Sering kali, keuangan kita terganggu bukan karena kebutuhan, tapi karena tekanan sosial. Seperti ikut arisan yang tak perlu, beli baju baru karena teman kantor, atau traveling agar tak dianggap “kudet”.

Ingat, gaya hidup adalah pilihan pribadi, bukan perlombaan.

10. Gunakan Aplikasi Manajemen Keuangan

Terakhir, manfaatkan teknologi! Ada banyak aplikasi keuangan pribadi yang bisa membantumu mencatat, menganalisis, dan mengingatkan pengeluaran. Beberapa yang populer di 2025 antara lain:

Money Lover

YNAB (You Need A Budget)

Finansialku

Spendee

Dengan fitur sinkronisasi ke rekening bank dan notifikasi real-time, aplikasi-aplikasi ini bisa jadi asisten finansial pribadi yang setia 24 jam.

Mengatur keuangan di tahun 2025 memang penuh tantangan, tapi bukan berarti mustahil. Dengan strategi yang tepat, disiplin, dan wawasan finansial yang terus diperbarui, kamu bisa menjaga keuangan tetap sehat bahkan di tengah badai ekonomi.

Ditulis oleh: Hadi Jakariya

Disunting oleh: Hadi Jakariya

Bagikan Artikel ini

Berita Terbaru

Trending