Selasa, 15 Okt 2024

8 Jebakan Finansial yang Bikin Orang Kelas Menengah Susah Kaya

Hadi Jakariya
9 Jul 2024 22:58
News 0
5 menit membaca

Kalian sadar nggak kalau ternyata selama ini kalian udah terperangkap dalam jebakan-jebakan yang dihindarin sama orang yang udah kaya raya?

Nah, jebakan itu maksudnya dalam konteks saat kalian berusaha ngumpulin uang supaya bisa kaya dan hidup berkecukupan alias financial freedom. Let’s say, masyarakat kita sekarang terbagi jadi dua kelompok: kelompok menengah dan kelompok kaya.

Kedua kelompok ini sama-sama berupaya mencari kekayaan. Yang menengah ingin jadi kaya dan nggak pusing mikirin uang, yang kaya ingin mempertahankan sekaligus menambah kekayaannya. Tapi kedua kelompok ini pakai pendekatan alias jalur yang berbeda.

Di sinilah perangkap atau jebakan itu muncul. Biasanya, kelompok kaya udah ngerti gimana caranya supaya mereka nggak masuk dalam jebakan itu, sementara kelompok menengah sering kali nggak tahu.

Di artikel ini, kita bakal bahas delapan jebakan yang umum dialami kelas menengah tapi cenderung dihindari oleh orang-orang kaya.

Tapi sebelum breakdown jebakan-jebakan itu, pentin untuk kalian ingat, bahwa ini semua adalah tentang mindset, kebiasaan, dan keputusan Anda dalam mengelola uang.

Dikutip dari unggahan video kanal YouTube Menuju Kekayaan, berikut delapan jebakan finansial yang membuat orang kelas menengah susah jadi kaya:

1. Menjalani Hidup di Luar Batas Kemampuan

Biasanya kalau habis dapat kenaikan gaji atau terima bonus dari pekerjaan, kita jadi pengin upgrade gaya hidup, ya. Beli baju baru, handphone baru, dan lainya.

Namun, ternyata habit yang kayak gini tuh akhirnya bermuara pada siklus di mana pengeluaran kita bertambah seiring atau bahkan melebihi pendapatan kita. Hal inilah yang membuat kita jadi sulit menabung dan berinvestasi.

Orang-orang kaya, terutama yang sukses karena usahanya sendiri, hidup sesuai dengan kemampuan mereka aja sampai bisa membangun bisnis dan kekayaan bersih mereka. Mereka bisa beli apapun yang mereka inginkan tanpa mikir dua kali.

Orang yang menggunakan seluruh pendapatannya untuk kegiatan konsumtif nggak akan pernah punya modal untuk berkembang jadi kaya.

2. Tidak Pandai Mengelola Hutang

Hutang tuh ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, bisa jadi alat untuk memperkaya diri kalau dipakai secara strategis dan produktif. Misalnya, buat berinvestasi pada suatu bisnis yang menjanjikan atau real estate.

Di sisi lain, kalau utang nggak dikelola dengan baik, jadinya nggak terkendali dan bikin rugi, terutama kalau ada kewajiban bunga yang tinggi kayak di kartu kredit, paylater, pinjol, atau cicilan barang mahal.

Kelompok kaya bisa ngebedain mana utang yang baik (produktif) dan mana yang buruk. Mereka juga bisa mengelola keduanya secara efisien, sementara kelompok menengah masih sulit membedakan dan mengelolanya.

3. Pemikiran Jangka Pendek

Zaman sekarang, banyak orang yang fomo dan tergiur sama iming-iming cepat dapat profit dari investasi kekinian seperti kripto, saham, NFT, atau sejenis lainya. Mereka main langsung ikut aja tanpa benar-benar memahami seluk-beluk instrumen investasi itu.

Meskipun memanfaatkan peluang investasi yang ada itu nggak salah, memastikan bahwa berinvestasi adalah keputusan yang tepat sesuai strategi keuangan jangka pendek kita adalah hal yang lebih penting. Jangan sampai kita memaksakan diri buat investasi hanya karena fomo atau pengin cepat dapat untung.

4. Nggak Berinvestasi pada Diri Sendiri

Di era perubahan teknologi dan sosial yang serba cepat kayak sekarang, kesempatan kita untuk belajar secara terus-menerus tuh bukan lagi hal yang mewah tapi udah jadi kebutuhan. Kita butuh untuk mengikuti perubahan yang cepat ini.

Selain dengan sekolah formal, belajar dan meningkatkan skills juga bisa dilakukan lewat cara sederhana kayak ikut komunitas, seminar, dan networking.

Investasi pada diri sendiri sering menghasilkan keuntungan dalam bentuk peluang yang lebih baik dan potensi penghasilan yang lebih tinggi.

Investasi pertama dan terbaik yang bisa kalian lakukan adalah berinvestasi pada pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.

5. Nggak Berani Ambil Risiko

Orang-orang kaya, terutama yang sukses atas jerih payahnya sendiri, sering kali meraih kekayaannya karena mereka mengambil risiko yang diperhitungkan dengan baik.

Kalau mau jadi kaya, kita nggak boleh pakai cara-cara yang terlalu konservatif atau asal ambil risiko besar tanpa menimbang plus-minusnya.

Sebelum mengambil keputusan tentang finansial, harus selalu penuh pertimbangan dan terukur. Kemampuan untuk mengambil risiko yang terukur adalah kunci untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan.

6. Menyepelekan Literasi Finansial

Banyak orang yang memanage keuangan tuh dengan perasaan atau emosi mereka sendiri atau karena ngikutin apa kata orang.

Di Indonesia, mungkin kita nggak dapat fasilitas literasi keuangan ini di sekolah. Tapi kalau pengin kaya, kita nggak boleh stak di situ dan cuma menyalahkan keadaan.

Literasi finansial ujungnya buat kebaikan kita, keluarga, pasangan, anak, dan masa depan kita. Dengan literasi keuangan yang baik, kita bisa punya pemahaman yang kuat tentang uang, strategi ngatur pendapatan dan utang, prinsip dan tips investasi, termasuk soal gimana caranya supaya nggak kena pajak yang tinggi.

7. Hanya Fokus pada Gaji

Meskipun penghasilan itu penting, ini hanya satu aspek dalam finansial. Selain gaji, ada juga tabungan, investasi, dan strategi untuk meningkatkan kekayaan kita.

Kalau kita ngelihat finansial kita ini secara holistik dan bisa memaksimalkan semua aspek di dalamnya, kita bisa tuh dapat nilai kekayaan yang stabil dan berkelanjutan.

8. Pakai Fixed Mindset

Prinsip kita tentang uang sangat berpengaruh loh terhadap keputusan keuangan kita. Ada orang-orang yang percaya bahwa mereka miskin atau kondisi ekonominya rendah karena itu takdir mereka, tapi mereka nggak nyari cara untuk mengubah nasibnya.

Fixed mindset kayak gini nggak bagus dan nggak akan membawa mereka jadi kaya atau seenggaknya punya hidup yang lebih baik. Beda sama orang-orang yang punya growth mindset, di mana tantangan dilihat sebagai peluang untuk belajar dan kegagalan atau kemunduran hanya sementara.

Intinya, kewaspadaan, kesadaran untuk mengambil keputusan yang terukur, kebiasaan, dan pandangan kita tentang uang adalah kunci.

Mengerti dan bisa menghindari jebakan-jebakan ini nggak menjamin kita masyarakat kelas menengah langsung bisa jadi kaya, tapi setidaknya kita udah ada di jalur yang benar dan lebih menjanjikan untuk mendekati kekayaan yang kita impikan.

Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda dalam menghindari semua jebakan keuangan seperti halnya orang-orang kaya lakuin.***

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *