- KEDIRI
Hidup jatuh bangun pernah dialami Res Wardana. Pria yang kini menjadi generasi ketiga penerus Warung Sate Bu Jumangin itu pernah bangkrut hingga hampir kehilangan segalanya. Namun siapa sangka, kini usahanya bisa menghabiskan hingga 12 kambing dalam sehari.
Res bercerita, perjalanan bisnisnya tidak mulus. Tahun 2016 ia memutuskan resign dari pekerjaannya dan fokus menggeluti usaha rumput laut. Namun, usaha itu justru berakhir pahit.
“Ternyata kena tipu hampir Rp490 juta dari hasil tabungan awal karir kerja. Semua hancur, saya sempat berpikir mengakhiri semuanya karena sudah enggak kuat,” ungkap Res, dikutip dari unggahan video kanal YouTube Pecah Telur, Selasa (19/8/2025).
Tak berhenti di situ, Res juga pernah mencoba bisnis kafe hingga peternakan kambing, tapi kembali gagal. Bahkan kambing miliknya dijual tanpa sepengetahuan, membuatnya benar-benar terpuruk.
“Kita ternyata enggak bisa 100% percaya dengan orang. Sedekat apapun dengan mitra atau karyawan, tetap harus ada SOP,” katanya.
Titik balik datang pada 2022, ketika ibunda mertua hampir menutup usaha legendaris keluarga, Warung Sate Bu Jumangin.
Res kemudian memberanikan diri mengambil alih meski awalnya omzet sangat kecil.
“Omzet pertama Rp700 ribu sehari dengan empat karyawan. Jangankan untung, buat bayar operasional saja sudah minus,” kenangnya.
Namun Res tidak menyerah. Ia berusaha memperbaiki kualitas sate, menjaga resep asli dari generasi sebelumnya, hingga rajin berbagi. Perlahan-lahan, warung sate itu mulai ramai.
“Belum setahun, perkembangannya luar biasa. Dari yang dulu satu kambing habis dua hari, sekarang bisa 8 sampai 12 kambing per hari. Weekend bisa sampai 3.500 tusuk sate,” ujarnya.
Ciri khas sate Bujumangin ada pada penggunaan daging kambing muda atau cempe, yang membuat tekstur daging lebih empuk.
Res menegaskan dirinya lebih memilih menjaga kualitas ketimbang menurunkan standar harga.
“Saya yakin setiap produk pasti ada pasangannya, pasti ada pembelinya. Jadi enggak masalah kalau harga sate Bujumangin lebih mahal, karena kualitas adalah identitas kami,” tegasnya.
Kini, Warung Sate Bu Jumangin yang berlokasi di Jalan Pamenang Nomor 6, Ngasem, Kediri, memiliki 32 karyawan dan menjadi salah satu kuliner legendaris di daerah tersebut.
Bagi Res, keberhasilan ini bukan semata soal uang, tetapi juga keberkahan.
“Dulu karyawan hanya empat orang, sekarang sudah 32 orang. Itu semua bukan karena saya, tapi karena Gusti Allah. Saya hanya berusaha sungguh-sungguh menjaga produk, rasa, dan pelayanan,” kata Res.
Ditulis oleh: Hadi Jakariya
Disunting oleh: Hadi Jakariya