FREENTALK – Dalam banyak kesempatan acara, Bupati Lampung Timur, Dawam Rahardjo sering menyampaikan hadits ‘Yassiru Wala Tu’assiru, Bassyiru Wala Tunaffiru’.
Hadits tersebut telah menjadi inti dari pidato beliau di beragam acara, sehingga membangkitkan rasa ingin tahu banyak orang akan signifikansi yang tersirat di dalamnya.
Dalam artikel ini, kami akan membahas secara detail makna dan relevansi hadits ‘Yassiru Wala Tu’assiru, Bassyiru Wala Tunaffiru’ yang dikutip freentalk.com melalui laman mengerti id. Berikut simak selengkapnya.
Hadits ini berasal dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, yang secara marfu’ diriwayatkan kepada Rasulullah SAW. Berikut teks lengkap hadits dalam bahasa Arab:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه مرفوعاً: «يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا». صحيح – متفق عليه.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah bersabda: Yassiru Wala Tu’assiru, Wa Bassyiru Wala Tunaffiru. (Hadits shahih muttafaq Alaih)
Makna yang tersirat dalam hadits ini adalah mendesak untuk memberikan kemudahan serta harapan, tanpa menakut-nakuti.
Lebih spesifiknya, dalam konteks dakwah Islam, hadits ini menekankan pada dua hal penting:
Mudahkan tanpa Mempersulit:
Saat mengajak individu untuk beribadah, seorang dai harus memastikan bahwa panduan yang diberikan mudah dipahami dan dapat diikuti, terutama oleh masyarakat umum.
Hukum agama tidak boleh disampaikan dengan rumit atau sulit, tetapi lebih pada pemahaman yang sederhana.
Memberi Kabar Baik, Bukan Menakut-nakuti:
Saat menegur kemungkaran atau mencegah perilaku buruk, penting bagi seorang dai untuk memotivasi orang lain dengan mengingatkan akan rahmat Allah, bukan sekadar dengan ancaman hukuman atau siksa.
Demikian artikel mengenai hadits Yassiru Wala Tu’assiru, Bassyiru Wala Tunaffiru, semoga dapat membantu anda untuk lebih memahami makna yang terkandung dalam hadits tersebut.***
Editor: Hadi Jakariya
Tidak ada komentar