Senin, 20 Jan 2025

Pentingnya Pendidikan Seksual Komprehensif untuk Anak

Hadi Jakariya
15 Des 2024 17:05
Ragam 0
2 menit membaca

Pendidikan seksual yang diberikan secara komprehensif dapat melindungi anak dari kekerasan seksual. Hal ini disampaikan oleh Psikolog Anak dan Remaja, Gisela Tani Pratiwi, seperti dikutip dari ANTARA, Minggu 15 Desember 2024.

Gisela menegaskan bahwa anak membutuhkan pendidikan seksualitas yang menyeluruh agar mampu melindungi diri dari ancaman tindak kekerasan.

Menurutnya, pendidikan seksual komprehensif mencakup berbagai topik sesuai tahapan usia anak.

Edukasi ini meliputi pengenalan perkembangan diri, baik perubahan fisik maupun psikologis di masa remaja.

Selain itu, anak perlu memahami anatomi tubuh, terutama bagian privat, dan bagaimana cara melindunginya.

Lebih lanjut, Gisela menjelaskan bahwa pendidikan tersebut juga mencakup cara merawat tubuh, hak melindungi diri dari sentuhan yang tidak diinginkan, serta perlakuan yang menyakiti atau memperlihatkan bagian tubuh privat.

Topik kesetaraan gender juga perlu dimasukkan dalam edukasi.

Namun, Gisela mengingatkan bahwa pendidikan seksual saja tidak cukup. Lingkungan yang mendukung dan melindungi anak juga berperan penting dalam mencegah kekerasan seksual.

“Paparan pada seksualitas sejak usia dini atau remaja kepada anak tentu akan memengaruhi tumbuh kembangnya, jika tidak segera mendapat bimbingan yang diperlukan agar anak dan remaja lebih memahami mengenai perilaku seksual yang sehat,” ucap Gisella yang bekerja di RSIA Aliyah Depok.

 Gisela menyarankan pemerintah untuk mengintegrasikan pendidikan seksual komprehensif ke dalam kurikulum pendidikan anak. Upaya ini perlu melibatkan para ahli kesetaraan gender dan psikolog agar materi yang disampaikan sesuai dengan perkembangan usia anak.

Selain itu, edukasi juga perlu diberikan kepada orang tua dan masyarakat umum. Menurutnya, pemahaman dari semua pihak tentang pentingnya proteksi terhadap anak akan membantu meminimalisir kasus kekerasan seksual.

Gisela turut menekankan pentingnya kemudahan akses bagi anak, orang tua, maupun masyarakat yang membutuhkan bantuan terkait kasus kekerasan seksual.

Dalam kesempatan yang sama, ia menjelaskan bahwa kekerasan seksual termasuk bentuk kekerasan berbasis gender.

Kekerasan ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan menimpa siapa saja, dengan pelaku kerap memiliki relasi kuasa terhadap korban.

Biasanya pelaku memanfaatkan manipulasi dan menyasar titik lemah korban untuk mencapai tujuannya.

Dampaknya pun sangat kompleks terhadap kondisi psikologis korban.***

x
x