- FREENTALKCOM
Menjadi sukses atau super kaya bukanlah perjalanan tanpa harga. Ada pengorbanan besar yang harus dilakukan, dan tanpa kesiapan untuk membayar harga tersebut, kesuksesan pun akan sulit diraih.
Dikutip dari kanal YouTube Kuliah Kehidupan, yang diambil dari pengalaman pribadi dan kisah orang-orang sukses di sekitarnya, berikut adalah deretan hal yang paling sering dikorbankan dalam perjalanan menuju puncak kesuksesan.
1. Keluarga
Pengorbanan pertama dan terbesar adalah keluarga. Banyak orang sukses memilih menunda pernikahan atau membangun keluarga demi menjaga fokus penuh terhadap karier. Menjadi pasangan atau orang tua memang membutuhkan perhatian dan energi besar, yang seringkali mengalihkan fokus dari upaya mengejar impian.
Tak sedikit orang sukses yang memilih menikah di usia akhir 20-an atau awal 30-an, bahkan ada yang lebih lambat, karena menyadari betapa pentingnya menjaga momentum dalam perjalanan karier.
Realitas ini berbanding terbalik dengan gambaran di media sosial yang sering menampilkan kesuksesan finansial di usia muda.
Bahkan ketika sudah menikah, banyak yang memilih menunda memiliki anak, karena anak menuntut prioritas, perhatian, dan sumber daya yang besar.
Ada pula pengorbanan dalam bentuk keterbatasan waktu bersama orang tua atau saudara kandung, demi mengejar studi, pekerjaan, atau peluang emas yang tidak bisa ditunda.
2. Kesehatan
Dalam mengejar sukses, kesehatan sering menjadi korban berikutnya. Kurang tidur, stres berlebih, dan gaya hidup tidak sehat menjadi risiko yang harus dihadapi.
Ada saat-saat di mana jam istirahat dikorbankan untuk mengejar peluang atau menuntaskan pekerjaan penting.
Beberapa orang bahkan rela masuk ke lingkungan sosial yang kurang sehat demi memperluas jaringan bisnis, seperti harus bergaul di lingkaran pesta atau alkohol. Meskipun ada yang tetap sehat, dampak jangka panjangnya bisa serius dan membahayakan.
3. Pertemanan
Mengorbankan pertemanan adalah harga lain yang harus dibayar. Dalam proses mengejar tujuan, seringkali perlu berani memutus hubungan dengan teman yang toxic atau tidak mendukung pertumbuhan.
Bahkan, terkadang harus menghadapi pengkhianatan dari teman yang mencuri ide bisnis atau menjegal langkah kita.
Ada kalanya menjaga jarak dari pertemanan lama adalah pilihan logis untuk tetap berada di jalur sukses, meski meninggalkan rasa perih.
4. Waktu
Sukses bukan hasil kerja instan. Butuh waktu 7 sampai 10 tahun konsistensi untuk benar-benar membangun karier atau bisnis yang stabil. Artinya, selama bertahun-tahun, seseorang mungkin akan melewatkan banyak momen berharga—dari kisah cinta remaja, pernikahan teman, hingga masa-masa santai menikmati masa muda.
Pengorbanan waktu adalah salah satu harga termahal, yang seringkali baru terasa sesudahnya.
5. Jati Diri
Dalam beberapa kasus, orang juga rela mengorbankan jati dirinya. Ada yang menyembunyikan keyakinannya, berpura-pura menjadi orang lain, atau bahkan melanggar nilai-nilai pribadinya demi diterima di lingkungan kerja atau bisnis tertentu.
Namun, mengorbankan jati diri seringkali berujung pada kehampaan emosional. Kesuksesan yang dicapai dengan memalsukan diri sendiri sering kali terasa kosong dan rapuh.
6. Harga Diri
Tak jarang pula, harga diri harus dikorbankan. Demi mencapai momentum tertentu, seseorang mungkin harus menelan rasa malu, menerima penolakan, bahkan kadang rela dianggap rendah untuk sementara waktu, demi meraih tujuan jangka panjang.
Pada akhirnya, semua kembali ke pilihan masing-masing. Ada yang justru semakin termotivasi untuk sukses setelah berkeluarga atau menghadapi kesulitan finansial. Tak semua orang harus melewati jalan yang sama.
Tiga hal kunci untuk meraih kesuksesan, menurut pengalaman ini, adalah konsistensi, keberanian untuk membuang moralitas jika diperlukan, dan terus memperkaya diri dengan ilmu. Dengan ketiga prinsip itu, cepat atau lambat, sukses akan datang.
Ingat, untuk menjadi sukses, kadang kita harus kejam—baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.***
Ditulis oleh: Hadi Jakariya
Disunting oleh: Hadi Jakariya