- JAKARTA
Tidak semua orang tua menyadari bahwa kebiasaan memarahi anak, bahkan dengan niat mendidik, bisa meninggalkan luka batin yang mendalam. Bntakan, amarah, dan bahkan kekerasan fisik dapat menyebabkan trauma psikologis pada anak.
Kondisi ini bisa berdampak panjang. Anak yang sering dimarahi atau dibentak cenderung tumbuh menjadi pribadi yang agresif atau sebaliknya, menarik diri dan mengalami gangguan emosional.
Dalam jangka panjang, trauma ini bisa memicu gangguan perilaku, depresi, bahkan rendahnya kepercayaan diri.
Namun, jika sudah terlanjur sering meluapkan emosi kepada anak, orang tua masih bisa memperbaiki keadaan.
Berikut ini sembilan langkah yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan luka psikologis anak akibat sering dimarahi, seperti dijelaskan dalam unggahan video kanal YouTube Bunda Fitriyah:
1. Jangan Ragu Meminta Maaf
Meminta maaf kepada anak bukan tanda kelemahan, justru menunjukkan kebesaran hati orang tua.
Anak akan belajar bahwa manusia bisa melakukan kesalahan, dan mereka pun bisa memaafkan. Ini menjadi langkah awal penyembuhan luka batin.
2. Biarkan Anak Mengekspresikan Perasaan
Saat anak ingin menangis, tertawa, atau meluapkan emosinya, jangan dibatasi. Menahan emosi justru bisa memperparah stres anak. Membiarkannya berekspresi membantu membentuk kestabilan emosional.
3. Tunjukkan Rasa Sayang Secara Langsung
Pelukan, ciuman, atau ucapan “ayah/ibu sayang kamu” adalah bentuk kasih sayang yang memperkuat rasa aman anak. Jangan ragu menunjukkan cinta, baik lewat kata maupun tindakan.
4. Perbaiki Komunikasi
Luangkan waktu untuk berbincang ringan dengan anak. Ceritakan keseharian, dengarkan cerita mereka.
Komunikasi yang hangat membangun rasa percaya dan keterbukaan anak terhadap orang tua.
5. Pahami Karakter Anak
Setiap anak memiliki keunikan. Dengan memahami karakternya, orang tua bisa menyesuaikan pola asuh dan mendidik anak dengan pendekatan yang tepat, tanpa harus memarahi.
6. Luangkan Waktu Khusus Bersama Anak
Kehadiran fisik orang tua lebih penting dari sekedar memberikan mainan atau hiburan. Waktu berkualitas bersama anak menciptakan kedekatan emosional yang kuat.
7. Jadilah Teman bagi Anak
Ketika orang tua bisa menjadi teman bagi anak, mereka akan merasa nyaman dan terbuka. Ini membuat anak lebih mudah diarahkan dan diajak berdiskusi mengenai masalah yang dihadapi.
8. Tetap Latih Kedisiplinan dengan Cara Lembut
Disiplin tetap penting, tapi harus diberikan dengan cara mendidik, bukan dengan kekerasan.
Berikan penjelasan atas kesalahan yang dilakukan dan berikan konsekuensi yang bersifat edukatif.
9. Jangan Ulangi Kesalahan yang Sama
Sadari bahwa marah berlebihan berdampak buruk. Jadikan pengalaman sebelumnya sebagai pelajaran untuk menjadi orang tua yang lebih sabar dan bijak.
Mengasuh anak memang penuh tantangan. Namun, penting bagi orang tua untuk selalu mengedepankan kelembutan dalam mendidik. Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu membagikannya kepada orang tua lainnya agar semakin banyak yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental anak sejak dini.
Ditulis oleh: Itaul Hasanah
Disunting oleh: Hadi Jakariya